1) IDEOLOGI PANCASILA
Pancasila adalah sebagai dasar negara
Indonesia, memegang peranan
penting dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat Indonesia. Pancasila
banyak memegang peranan yang
sangat penting bagi kehidupan
bangsa Indonesia, salah satunya
adalah “Pancasila sebagai suatu
sistem etika”.Di dunia internasional
bangsa Indonesia terkenal sebagai
salah satu negara yang memiliki etika
yang baik, rakyatnya yang ramah
tamah, sopan santun yang dijunjung
tinggi dan banyak lagi, dan pancasila
memegang peranan besar dalam
membentuk pola pikir bangsa ini
sehingga bangsa ini dapat dihargai
sebagai salah satu bangsa yang
beradab didunia.Kecenderungan
menganggap acuh dan sepele akan
kehadiran pancasila diharapkan dapat
ditinggalkan. Karena bangsa yang
besar adalah bangsa yang beradab.
Pembentukan etika bukan hal yang
susah dan bukan hal yang gampang,
karena berasal dari tingkah laku dan
hati nurani. Semoga rangkuman ini
dapat membuka pikiran akan
pentingnya arti sebuah pancasila bagi
kehidupan bangsa ini.
Pancasila dianggap sebagai sebuah
ideologi karena Pancasila memiliki
nilai-nilai filsafat mendasar juga
rasional. Pancasila telah teruji kokoh
dan kuat sebagai sebuah landasan
dalam mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara. Selain itu
juga, Pancasila merupakan wujud dari
konsensus nasional, itu semua karena
negara bangsa Indonesia ini adalah
sebuah sketsa negara moderen yang
telah disepakati oleh para pendiri
negara Republik Indonesia kemudian
nilai-nilai dari kandungan Pancasila itu
sendiri dilestarikan dari generasi ke
generasi.
ideologi pancasila sendiri adalah
suatu pemikiran yang beracuan
Pancasila. Pancasila dijadikan ideologi
dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-
nilai falsafah mendasar dan rasional.
2) IDEOLOGI KOMUNIS
Komunisme adalah salah satu
ideologi di dunia.Komunisme sebagai
anti kapitalisme menggunakan sistem
sosialisme sebagai alat kekuasaan
sebagai Prinsip semua adalah milik
rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata.
Komunisme pada awal kelahiran
adalah sebuah koreksi terhadap
faham kapitalisme di awal abad
ke-19an, dalam suasana yang
menganggap bahwa kaum buruh dan
pekerja tani hanyalah bagian dari
produksi dan yang lebih
mementingkan kesejahteraan
ekonomi. Akan tetapi, dalam
perkembangan selanjutnya, muncul
beberapa faksi internal dalam
komunisme antara penganut komunis
teori dengan komunis revolusioner
yang masing-masing mempunyai
teori dan cara perjuangannya yang
saling berbeda dalam pencapaian
masyarakat sosialis untuk menuju
dengan apa yang disebutnya sebagai
masyarakat utopia.
Secara umum komunisme
berlandasan pada teori Dialektika
materi oleh karenanya tidak
bersandarkan pada kepercayaan
agama dengan demikian pemberian
doktrin pada rakyatnya, dengan
prinsip bahwa “agama dianggap
candu” yang membuat orang
berangan-angan yang membatasi
rakyatnya dari pemikiran ideologi lain
karena dianggap tidak rasional serta
keluar dari hal yang nyata (kebenaran
materi).
Komunisme merupakan ideologi yang
menghendaki penghapusan pranata
kaum kapitalis serta berkeinginan
membentuk masryarakat kolektif agar
tanah dan modal (faktor produksi)
dimiliki secara sosial dan
pertentangan kelas serta sifat
kekuatan menindas dari negara tidak
berlangsung lagi. Dalam setiap upaya-
upaya untuk menanamkan
ideologinya itu, Paham komunis
berusaha mengambil jalan pintas
yakni dengan jalan revolusi dengan
metode kekerasan. Hal inilah yang
menyebabkan antipati masyarakat
dunia terhadap paham ini. Kalau kita
membuka lembaran sejarah
berikutnya, Afganistan yang pernah
berada di bawah jajahan Unisoviet
mengalami tragedi kemanusiaan yang
panjang akibat cara-cara kekerasan
yang dilakukan Penganut paham
komunis tersebut.
(cr: yandiyulio.wordpress.com)
3) IDEOLOGI LIBERALISME
Liberalisme atau Liberal
adalah sebuah ideologi,
pandangan filsafat , dan tradisi
politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan
dan persamaan hak adalah nilai
politik yang utama. Liberalisme
adalah sebuah ideologi yang
mengutamakan kepentingan
individu dan mengenyampingkan
kepentingan negara. Secara umum, liberalisme
mencita-citakan suatu
masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu.
Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya
dari pemerintah dan agama.
Dalam masyarakat modern,
liberalisme akan dapat tumbuh
dalam sistem demokrasi, hal ini
dikarenakan keduanya sama-sama
mendasarkan kebebasan mayoritas.
Bandingkan Oxford Manifesto dari
Liberal Internasional: “Hak-hak dan
kondisi ini hanya dapat diperoleh
melalui demokrasi yang sejati.
Demokrasi sejati tidak terpisahkan
dari kebebasan politik dan
didasarkan pada persetujuan yang
dilakukan dengan sadar, bebas, dan
yang diketahui benar ( enlightened )
dari kelompok mayoritas, yang
diungkapkan melalui surat suara
yang bebas dan rahasia, dengan
menghargai kebebasan dan
pandangan-pandangan kaum
minoritas.
Pandangan-pandangan liberalisme
dengan paham agama seringkali
berbenturan karena liberalisme
menghendaki penisbian dari semua
tata nilai, bahkan dari agama
sekalipun. meski dalam prakteknya
berbeda-beda di setiap negara,
tetapi secara umum liberalisme
menganggap agama adalah
pengekangan terhadap potensi akal
manusia.
Contoh negara liberal adalah seperti
Amerika Serikat, Inggris, Spanyol,
Italia, dan Prancis.
(cr : wikipedia.com)
4) IDEOLOGI MARXISME
Ideology Marxisme muncul dari
kreativitas pemikir Karl Marx dan
Frederick Engels, yang sangat
setia menjembatani teori
materialis Marxis dengan saintis.
Dari perspektif falsafi, pijakan
pemikiran marxisme berdiri di
atas materialis ateistik, ketidak
percayaan akan adanya tuhan,
kontradiksi dengan yang diyakini
oleh agamawan, teori aliran
idealisme obyektif maupun
idealisme subyektif dan bahkan
bertentangan juga dengan
mazdhab mastaniyyah.
Dalam pandangan Marxis,
materi adalah tuhan itu sendiri,
tiada yang mempunyai kekuatan
dalam penciptaan kecuali
materi, lâ syaiin mâ warâ’a
thobî’ah. Marxisme adalah
Materialisme. Maksudnya,
Marxisme dimulai dengan ide
bahwa materi adalah esensi dari
semua realitas, dan materilah
yang membentuk akal, bukan
sebaliknya. Kesemuanya itu
sangat terpengaruh oleh
ideologi Hegel dan juga
Feurbach. Dari adopsi keduanya
mengasilkan produk marxisme
komunis yang berdiri di atas
teori pokok materialis dialektik
yang menyatakan bahwa, materi
lebih dulu ada dari akal
supranatural. Hanya materilah
yang merupakan esensi awal
pencipta dari segenap wujud,
kemudian berevolusi
menggunakan teori hukum
dialektika internal menuju
kehidupan nabati, berevolusi
lagi menuju kehidupan hewani,
kemudian insani dan, pada
akhirnya menciptakan karya
terbesar yang mampu
membedakan manusia dengan
wujud lain, terciptalah logika.
Bermula dari materi dan
berhenti pada titik ahir logika
untuk saat ini.
Kembali ke akar permasalahan
bahwa Karl Marx bukan
mendatangkan teori filsafat
murni baru, akan tetapi
merupakan estaveta mata rantai
dari teori Hegel dan Feurbach.
Bahkan kalau kita membuka
lembaran sejarah, akan kita
temukan bahwasannya teori
yang menyatakan materi adalah
pencipta, telah ada pada jaman
filsafat yunani kuno yang
menyatakan bahwa unsur dasar
materi penciptaan adalah air,
tanah, api dan udara.
Bukan hanya dari falsafi
pendahulu teori Marxis muncul,
lebih dari itu bahkan dalam
sudut pandang materialis,
penafsiran akan sejarah
peradaban manusia merupakan
danpak dari ekonomi material
dan menghasilkan sengketa
konflik dua realita sosial,
masarakat borjuis dan
proletarian. Pada umumnya
Marxisme muncul mengambil
bentuk dari tiga akar pokok,
Salah satu dari akar itu ialah
analisis Marx tentang politik
Prancis, khususnya revolusi
borjuis di Prancis tahun 1790an,
dan perjuangan-perjuangan
kelas berikutnya diawal abad
ke-19. Akar lain dari Marxisme
adalah apa yang disebut
‘ekonomi Inggris’, yaitu analisis
Marx tentang sistem kapitalis
seperti yang berkembang di
Inggris. Akar ketiga dari
Marxisme, yang menurut
catatan sejarahnya merupakan
titik permulaan Marxisme,
adalah ‘filsafat Jerman’. Dari
analisa Marx menyatakan
bahwa “Bukan kesadaran sosial
yang menentukan kenyataan
sosial, melainkan kenyataan
sosial yang menentukan
kesadaran.” Senada dengan
yang dikatakan Angels “Pikiran
tidak menciptakan materi,
namun materilah yang
menciptakan pikiran.” Makanya
untuk mengerti dan
mendefinisikan sebuah filfasat,
teori ataupun ideologi, menurut
Marxis perlu menganalisis
“kenyataan sosial” yang
merupakan dasar filsafat
tersebut. Marxisme mewakili
pertentangan yang sistematis
dan fundamental dengan
idealisme dalam segala
bentuknya, dan perkembangan
Marxisme mencerminkan suatu
pemahaman materialis tentang
apa yang tengah terjadi dalam
realitas (kenyataan). Jelasnya
Marxis terlahir sebagai wujud
pembelaan pada kaum buruh
yang tertindas kapitaslis.
Pendek kata, Marxisme adalah
teori untuk seluruh kelas buruh
secara utuh, independen dari
kepentingan jangka pendek dari
berbagai golongan sektoral,
nasional, dll. Atau dengan kata
lain Marxisme terlahir dari
perlawanan dan perjuangan
kelas buruh melawan sistem
kapitalis, dan juga mewujudkan
opsesi kemenangan gerakan
sosialis. Maka Marxisme
bertentangan dengan
oportunisme politik, yang justru
mengorbankan kepentingan
umum seluruh kelas buruh
demi tuntutan sektoral dan/atau
jangka pendek.
(cr: engpukarea.blogspot.com)
5) IDEOLOGI SOSIALISME
Istilah sosialisme atau sosialis
dapat mengacu ke beberapa hal
yang berhubungan dengan ideologi
atau kelompok ideologi, sistem
ekonomi , dan negara. Istilah ini
mulai digunakan sejak awal abad
ke-19. Dalam bahasa Inggris , istilah
ini digunakan pertama kali untuk
menyebut pengikut Robert Owen
pada tahun 1827 . Di Perancis, istilah
ini mengacu pada para pengikut
doktrin Saint-Simon pada tahun
1832 yang dipopulerkan oleh Pierre
Leroux dan J. Regnaud dalam
l’Encyclopédie Nouvelle[1] .
Penggunaan istilah sosialisme
sering digunakan dalam berbagai
konteks yang berbeda-beda oleh
berbagai kelompok, tetapi hampir
semua sepakat bahwa istilah ini
berawal dari pergolakan kaum
buruh industri dan buruh tani pada
abad ke-19 hingga awal abad ke-20
berdasarkan prinsip solidaritas dan
memperjuangkan masyarakat
egalitarian yang dengan sistem
ekonomi menurut mereka dapat
melayani masyarakat banyak
daripada hanya segelintir elite.
Sosialisme sebagai ideologi, telah
lama berkembang sejak ratusan
tahun yang lalu. Sosialisme sendiri
berasal dari bahasa Latin yakni
socius (teman). Jadi sosialisme
merujuk kepada pengaturan atas
dasar prinsip pengendalian modal,
produksi dan kekayaan oleh
kelompok.
Istilah sosialisme pertama kali
dipakai di Prancis pada tahun 1831
dalam sebuah artikel tanpa judul
oleh Alexander Vinet. Pada masa ini
istilah sosialisme digunakan untuk
pembedaan dengan indvidualisme,
terutama oleh pengikut-pengikut
Saint-Simon, bapak pendiri
sosialisme Prancis. Saint-Simon lah
yang menganjurkan pembaruan
pemerintahan yang bermaksud
mengembalikan harmoni pada
masyarakat.
6) IDEOLOGI LENINISME
Lenin adalah pemimpin golongan
Bolshevik dari Partai Sosial Demokrat
Rusia di tahun 1903. Selain golongan
Bolshevik, partai ini juga memiliki
golongan Menshevik. Golongan
Menshevik adalah golongan yang
setia pada ajaran Marx secara total.
Bolshevik, golongan Lenin,
menghendaki perubahan dalam
teori-teori Marx.
Perbedaan ini terlihat terutama
dalam dua hal. Pertama, dalam hal
kepartaian. Menshevik berpendapat
bahwa partai komunis harus
berstruktur longgar dan berdasarkan
pada massa (basis massa yang
luas). Sebaliknya, Lenin
beranggapan partai itu harus
tersentralisasi, berdisiplin kuat dan
terdiri atas revolusioner profesional.
[1]
Perbedaan kedua adalah dalam hal
memandang tahapan revolusi Marx.
Menshevik percaya bahwa proletar
harus menunggu revolusi borjuis
terhadap feodal sebelum melakukan
revolusi protelat terhadap borjuis.[2]
Pada masa itu Rusia memang masih
dipimpin oleh seorang tsar (kaisar).
Lenin menganggap hal itu hanya
akan melemahkan semangat
proletar. Lenin menginginkan
sebuah revolusi yang ditujukan
untuk menjatuhkan sekaligus borjuis
dan tsar. Selain itu, Lenin juga
menambahkan tentang peran
penting petani dalam revolusi
tersebut. Marx kurang menekankan
pentingnya peran petani dalam
revolusi (mungkin karena Marx
mendasarkan teorinya pada nasib
buruh di Inggris pascarevolusi
industri ?red-). Kata Lenin, ?Revolusi
yang dipimpin oleh kelas pekerja itu
akan menghasilkan diktatur
demokrasi yang revolusioner dari
proletar dan petani.?[3]
Selain itu, berbeda dengan Marx
yang menganggap revolusi akan
terjadi sebagai akibat melemahnya
kapitalisme (akibat perluasan pasar,
produksi gila-gilaan yang berujung
pada jatuhnya harga), Lenin justru
melihat revolusi bisa terjadi kalau
partai mau melakukan revolusi.[4]
Demi mendukung pendapatnya,
Lenin menjelaskan mengapa
revolusi tidak juga terjadi di negara-
negara Eropa Barat yang sistem
kapitalismenya sudah maju (dengan
demikian, berdasarkan teori Marx,
revolusi seharusnya sudah terjadi).
Menurut Marx, sistem kapitalisme
yang digunakan negara-negara
maju akan menyebabkan produksi
melimpah. Karena terlalu banyak
barang di pasar, maka harganya
akan turun. Untuk mengatasinya,
menurut Lenin, kapitalisme
melakukan penjajahan, kolonialisme,
dan pengendalian ekonomi negara
lain.
Dengan melakukan hal-hal tersebut,
kapitalisme mendapatkan tiga
keuntungan, yaitu tenaga kerja yang
murah, bahan mentah yang murah,
dan pasar baru untuk memasarkan
produksinya yang melimpah.
Akibat dari dilakukannya hal tersebut
adalah terjadinya penindasan dari
kelompok kecil kapitalis metropolitan
terhadap masyarakan terbelakang
yang sebenarnya lebih banyak
jumlahnya. Penindasan ini
menyebabkan aliran sumber daya
dan keuntungan terjadi satu arah ke
negara kaya. Pada akhirnya ini
menyebabkan jurang antara negara
miskin dengan kaya semakin lebar.
Penindasan ini hanya bisa
dihentikan dengan revolusi dunia.
Dengan demikian, kapitalis telah
berhasil memperlambat arus
kehancurannya sendiri, dan oleh
karenanya revolusi yang dikatakan
Marx tidak juga terwujud meskipun
kapitalisme Eropa Barat telah
demikian maju.
(cr.blogproletar.blogspot.com)